Home » , » "Thanks for everything"

"Thanks for everything"

Written By f-syakirah on Selasa, 28 Februari 2012 | 01.12

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Ya Allah… kapan aku bisa keluar dari semua urusan dan maslah yang menjerat hidupku ini? hai namaku Nina Rebilla usiaku kini menginjak 16 tahun tiga hari yang lalu dalam ulangtahun yang paling membosankan di dunia ku. tau kah kalian masalah apa yang menjeratku. Allah tolong aku, bebaskan aku dari semua ini.

***

“NINA… APA-APAAN KAMU !” mama membentakku mencoba menghentikan percobaan bunuh diriku sambil menarik pisau yang hampir ku jadikan penyayat pergelangan tangan. “BERHENTI… MA… NINA NGGAK BERGUNA…. NINA MAU MATI AJA” jawabku dengan tangisan dan nada suara terisak-isak, mama memelukku erat dan menenangkanku dalam pelukkannya.


semuanya kembali seperti semula, aku yang semula ingin mengakhiri hidup lagi, kembali disemangati oleh mama. mama memberiku obat seperti biasa, kadang aku berpikir apakah semua ini berguna? tak ada gunanya ini semua takkan bisa memperbaiki hatiku dari penyakit radang hati ini, “ma… nina benci obat-obat ini ma… hanya member harapan yang sia-sia” ucap ku dengan suara bergetar, “mama tau sayang, tapi ini semua bisa membuatmu lebih baik, ingat kata dokter !” ucap mama tersenyum, “AKU BENCI DOKTER, DAN AKU BENCI OBAT-OBAT INI” aku marah dan membanting semua gelas obat itu hingga berhamburan dilantai kamar. aku pun melangkah pergi meninggalkan mama yang semakin sedih dengan sikapku. aku tau mama perduli, ayah perduli, abang juga perduli, tapi tau kah? tak ada yang mengerti… bagaimana rasanya sakit bagai ribuan jarum menindik hatimu secara bersamaan.


*** Sinar matahari menembus jendela kamarku dan kembali menyilaukan mataku saatku membukanya, kenapa Tuhan masih memberiku hari ini? percuma aku jalani.


“pagi sayang…” sapa mama membuka pintu sambil membawa masuk makanan dan obat-obatanku lengkap dengan segalas susu, “pagi ma…” “ayo sarapan dan minum obat ya” ucap mama semangat. kali ini aku mencoba menghibur mama dengan menurutinya untuk minum obat.


“oke mama keluar dulu ya, ibu soffia akan datang 1jam lagi, kamu bisa siap-siap dan mandi ya sayang” tutur mama mencoba menyusun jadwal pagiku. aku tak mencoba menanggapnya serius, aku benci semua … aku hanya diam menatap kosong keluar jendela. kembali aku dalam lamunanku yang begitu aneh dan panjang.


Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamarku, ternyata itu ibu soffia, dia adalah guru privatku yang baru sejak sebulan lalu dia menggantikan pak Bardi yang mungkin sudah tak sanggup mengajarku yang sangat keras kepala ini, karena keterbatasan kesehatanku aku memang tidak seberuntung anak lain yang bisa merasakan indahnya sekolah, “ayo… nina belum mandi, tapi tetap semangat belajar kan? nggak apa kok nggak mandi juga kan nina tetep cantik, ayo belajar” ujar bu soffia , aku hanya menatap beliau penuh kekosongan. aku muak melihat semua kebohongan dihadapanku ini, aku hanya bagai boneka mama dalam rumah. setelah privatku selesai, mama mengajakku untuk cek up ke rumah sakit.


“mang ujang tolong siapkan mobil, sepuluh menit lagi saya akan pergi dengan nina !” tutur mama menyuruh mang ujang supir setia keluarga ku.


mobil berjalan dan mengantar kami sampai dirumah sakit yang selalu ku datangi minimal seminggu 2x. “ma… aku mau ke taman rumah sakit dulu ya?” pintaku pada mama yang masih menunggu diruang tunggu,mama hanya tersenyum dan aku pergi.

***


Aku hanya duduk dengan tenang dibangku taman ini sendiri dan berpikir melayang entah kemana, hingga tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dan mengagetkanku, “hai…” ucapnya, ku lihat ia dari ujung rambut sampai kaki, seperti dia pasien rumah sakit ini, “hai juga…” jawabku “kamu sakit apa?” tanyanya, “KENAPA KAMU BERTANYA? PERCUMA KAMU NGGAK AKAN NGERTI BETAPA SAKITNYA !” tegasku dengan nada kesal, ia hanya tertawa, aku hanya berpikir betapa aneh gadis ini, “aku juga sakit, tau kah? kanker otak stadium akhir ! dan dokter sudah memfonis usiaku berakhir dalam beberapa hari saja !” jawabnya, aku begitu terkejut bagaimana gadis dengan wajah seceria ini bisa menderita penyakit separah itu. ia semakin aneh memandangku yang termangu “sudah kamu tak perlu kaget! aku bisa ceria karena aku berpikir semua pasti akan berakhir nggak harus percaya dengan pa kata dokter kan? penyakit ini adalah cobaan sekaligus anugrah yang suka atau tidak suka harus tetap aku jalani” aku begitu terkaagum mendengar jawaban itu. dan ia pun pergi meninggalkanku begitu saja tanpa memberitahu siapa namanya.


aku memutuskan kembali ke tempat mama, melalui koridor yang tiba-tiba banyak suster berlari ke arahku sambil mendorong seorang pasien yang ternyata sudah meninggal. ‘ASSTAGFIRULLAH’ taukah ternyata itu adalah gadis yang mengguruiku tadi.


aku hanya menyimpan semua dalam hatiku dan mencoba memahami arti dan makna dari tutur kata gadis itu, “terimakasih Allah telah engkau anugrahkan semua padaku, ampuni aku karena selalu dan hanya bisa mengeluh meratapi semua bahkan diatas banyak anugrah dariMu, ampuni aku”.


TAMAT ( Sumber Source : Fp cerpen-cerpen syifa)
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | f-syakirah
Copyright © 2012. f-syakirah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger