Latest Post

Written By f-syakirah on Selasa, 20 Juli 2010 | 17.42

 
Posted by Picasa

Renungan Ibu

Written By f-syakirah on Senin, 12 Juli 2010 | 16.46

Suatu ketika Seorang bayi siap untuk dilahirkan. menjelang diturunkan, si bayi bertanya kepada Tuhan :

" Para malaikat disini mengatakan besok Engkau akan mengirimkanku ke dunia, tetapi bagaimana cara hidup disana ? saya begitu kecil dan lemah. " kata sibayi

Tuhan menjawab :" AKU telah memilih satu malaikat untukmu. ia akan menjaga dan mengasihimu.

"Tapi disyurga apa yang saya lakukan hanya tertawa dan bernyanyi ini cukup bagi saya untuk bahagia." Demikian Kata Sibayi.

Tuhanpun menjawab :" Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih bahagia."

Sibayipun bertanyan lagi :" dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara pada-Mu.

sekali lagi Tuhan menjawab :" Malaikat mu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa."

sibayipun masih belum puas. iapun bertanya lagi :" saya mendengar bahwa dibumi banyak orang jahat siapa yang akan melindungi saya ?"

dengan penuh kesabaran Tuhanpun menjawab :" malaikatmu akan melindungi dengan taruhan jiwa nya sekalipun.

sibayipun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaannya :" tapi saya akan bersedih tidak melihat ENGKAU lagi."

dan Tuhanpun menjawab :" malaikatmu akan menceritakan padamu tentang AKU dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-KU walaupun sesungguhnya AKU selalu berada disisimu."

saat itu syurga begitu tenangnya. sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan Sang anak dengan suara lirih bertanya :" Tuhan jika saya harus pergi sekarang bisakah ENGKAU memberitahuku siapa nama malaikat dirumahku nanti ?"

Diam sejenakk.................................. akhirnya Tuhanpun menjawab :" kau dapat memanggil malaikatmu "IBU"

kenanglah ibu yang selalu menyayangimu. untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi. ingatkah engkau ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan 2 selimut membaluti tubuhmu. ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu dan ingatkah engkau ketika airmata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit ?

anakku... sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu dirumah tempat kau dilahirkan.

anakku.....kembalilah mohon maaf pada ibumu yang selalu rindu pada senyummu.

anakku.... jangan biarkan engkau kehilangan saat saat yang akan kau rindukan dimasa datang ketika ibumu telah tiada. tak ada lagi yang berdiri didepan pintu menyambut kita.

tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia

yang ada hanyalah kamar kosong tiada penghuninya

yang ada hanyalah baju yang digantung dilemari kamarnya

tak ada lagi dan tak akan pernah ada lagi yang meneteskan airmata, mendoakanmu disetiap hembusan nafasnya.

anakku... ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik diakhir hayatnya.

kenanglah semua cinta dan kasih sayangnya.

Ibu .... maafkan aku sampai kapanpun jasamu tak terbalaskan...........................

Perasaan Sang Ayah

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya. Akan sering merasa kangen sekali dengan Mama/Ibunya.
Lalu bagaimana dengan Papa/ayah?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu. Kemudian Mama bilang :
“Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya”.
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka.
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba. Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas :
“Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga. Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu. Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama.
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia :)
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.. Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir. Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut. Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti. Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa
Ketika kamu menjadi gadis dewasa….
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain. Papa harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu? Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata:
“Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa. Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan. Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “utri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya. Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu…..
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya….
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia….
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa….
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata:
“Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
Papa telah menyelesaikan tugasnya….

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..

Sebuah Renungan Untuk Sang Ayah

Assalamualaikum Wr Wb

Saya pernah mendengarkan cerita yang sangat menyentuh sekali tentang pentingnya sebuah kebebasan waktu. Yang saya maksud adalah kebebasan waktu yang dicapai setelah kebebasan finansial sudah terpenuhi.

Mungkin juga rekan-rekan juga sudah pernah dengar cerita ini, tetapi menurut saya cerita ini penting untuk saya posting di blog saya. Semoga cerita ini akan bermanfaat bagi kita semua dan dapat mengetuk hati kita.

Pada suatu malam waktu menunjukkan hampir jam 9 malam, seorang Bapak baru saja pulang dari kantor dan biasanya memang selalu pulang sekitar jam 9 malam. Bapak tersebut bekerja di salah satu perusahaan swasta yang cukup besar di Jakarta.

Pada malam itu terjadi suatu keanehan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Ketika bapak itu pulang sekitar jam 9, dan mengetuk pintu rumahnya. TIba-tiba yang membukakan pintu rumah adalah anaknya yang masih berumur 6 tahun, sebut saja ia Ananda.

Ayah : "Assalamualaikum"
Ananda : "Waalaikumsalam"
Ayah : "Lho koq kamu belum tidur Nanda?"
Ananda : "Nanda menunggu ayah pulang"
Ayah : "Ooo begitu, nah sekarang kan ayah sudah pulang, ayo sekarang kamu tidur,
sudah malam"
Ananda : "Nanda belum mau tidur ayah"
Ayah : "Kenapa ?"
Ananda : "Ayah, Nanda boleh tanya tidak ?"
Ayah : "Nanda mau tanya apa ?"
Ananda : "Gaji ayah berapa sih ?"
Ayah : "Lho koq tiba-tiba tanya seperti itu ?"
Ananda : "Nanda mau tau aja"
Ayah : "Nah sekarang Nanda itung sendiri ya, gaji Ayah Rp 400.000 untuk 10 Jam
kerja"

Ananda langsung berlari ke kamar mengambil kalkulator, dan menghitungnya..

Ananda : "Ayah, Nanda sudah hitung, berarti gaji Ayah 1 Jamnya Rp 40.000 ya ?"
Ayah : "Kamu pintar Nanda"
Ayah : " Ya sudah, sekarang kan Nanda sudah tau, berarti Nanda sekarang tidur dulu,
sekarang sudah malam"
Ananda : "Nanda belum mau tidur Ayah"
Ayah : "Kenapa ?"
Ananda : "Nanda mau pinjam uang Ayah, boleh kan ?"
Ayah : "Untuk apa malam-malam begini ?, Besok saja !!! Sekarang kamu tidur"
(dengan nada yang agak keras)

Ananda kaget dengan bentakan Ayahnya, dan kemudian berlari ke kamar sambil menangis..
Kemudian sang Ayah mandi. Setelah selesai mandi, sang Ayah menghampiri kamar Ananda. Dan ternyata Ananda bekum tidur dan masih menangis sedih..

Ayah : "Loh koq belum tidur juga Nanda ?"
Ayah : "Ma'afin Ayah ya tadi membentak Nanda"
Ayah : "Memang tadi Nanda mau pinjam uang untuk apa sih ? kalau untuk beli mainan,
besok Ayah pasti belikan"
Ananda : "Nanda tidak mau mainan, Nanda cuma mau pinjam uang Ayah Rp 5.000 saja"

Nah ternyata si Ananda ini punya keinginan untuk bermain Ular Tangga dengan Ayahnya sekitar 30 menit saja..

Ayah : "Memang untuk apa uang Rp 5.000 malam-malam gini ?"
Ananda : "Nanda hanya ingin bermain Ular Tangga dengan Ayah, 30 menit saja"
Ananda : "Tadi kan Ayah bilang, bahwa gaji Ayah itu Rp. 40.000 per jamnya, sedangkan
Nanda hanya punya uang Rp 15.000, jadinya uang Nanda kurang Rp 5.000
kalau ingin mengganti gaji yang hilang karena bermain Ular Tangga dengan
Nanda selama 30 menit"

Mendengar Ananda berbicara seperti itu sang Ayah menangis dan memeluk Ananda sambil seraya berkata, "Nanda, Ma'afkan Ayah ya sayang..."


Dari cerita itu kita bisa simpulkan, bahwa banyak sekali orang yang terlalu sibuk untuk mencari uang dan mengahabiskan waktunya hanya untuk mencari uang, mereka berangkat pagi saat anaknya masih tidur dan mereka pulang larut malam saat anaknya sudah tertidur. Bahkan mungkin saja mereka tidak tahu berapa tinggi sang anak, yang mereka tahu adalah panjang sang anak, karena mereka mengukurnya pada saat anaknya tidur.

Sang Anak tidak peduli dengan alasan sang Ayah yang katanya bekerja untuknya, yang mereka inginkan hanya bersenang-senang dan perhatian yang lebih dari sang Ayah.

Alkisah Itik Dan Buaya

Pada suatu waktu.. ada anak itik sedang berjalan dipinggir sungai..
Anak itik sedang sedih karena terpisah dengan teman-temannya..
Anak itik bertemu seekor buaya dipinggir danau..
“Tik.. sini.. deket sama aku.. aku kesepian.. kamu mau kan jadi temenku..”
Anak itik yang masih polos percaya begitu saja kepada buaya
” iya mau om, aku juga kesepian.. om gak akan makan aku kan?
“ Gak tik, aku malah akan memberikan kebahagiaan pada mu”
Dalam hati buaya berkata.. wah ada mangsa enak ne.. masih bego lagi...

***

Seiring berjalannya waktu..Anak itik dan buaya berteman dekat..
Mereka berenang bersama dan bercerita..
Anak itik mulai menyukai buaya...
Sampai suatu hari buaya berkata..
“Tik.. aku suka sama kamu tik.. kamu suka gak sama aku???”
“Aku juga suka om buaya” anak itik masih polos menjawab dengan jujur pertanyaan buaya
“Hmm...kalau suka sama aku.. kamu mau dunk masuk ke mulut aku.. “
“Kamu mau makan aku om buaya?”
“aku bukan mau makan kamu.. tapi aku mau mengantar kamu ke surga.. ini rahasia yah tik.. sebenernya mulutku adalah jalan tembus kesurga....”
“Yang bener om???
“Iya bener... aku gak pernah bohong.. bagiku kebohongan tidak pernah lebih baik dari kejujuran...”
Anak itik yang polos pun masuk ke mulut buaya..
Namun tiba-tiba buaya berpikir..hmm itik masih terlalu kurus nih untuk aku makan.. aku kayaknya gak bakal kenyang ni... maka muncu lha ide baru di otak buaya..
“Tik.. ternyata setelah aku pikir-pikir... kamu belum waktunya masuk surga... kamu kurang gemuk..”
“Lho, apa hubungannya om.. gemuk dan masuk surga?”
“Maksudku.. kamu belum cukup umur.. untuk masuk surga.. kamu perlu waktu 1 tahun lagi tik..”
“Hmm yah udah om.. aku keluar lagi yah.. om yakin?”
“Yakin tik.. yakin tik.. bagiku kebahagianmu adalah yang utama”
Itikpun keluar dari mulut buaya...
“Tik.. aku ada konfrensi bersama buaya-buaya.. kamu tunggu aku disini yah.. nanti aku pasti menemui mu kembali dan kita akan bermain bersama seperti biasa...aku akan merawatmu sampai kau cukup dewasa untuk masuk surga...”
“Jangan lama-lama yah om..”
Setelah buaya pergi.. tiba-tiba teman itik lewat..ayam
“Yam.. apa kabar?”
“Eh itik.. sedang apa lo sendirian di sini tik?”
“Lagi nunggu om buaya...”
“Buaya!!! Ngapain lo nungguin dia?”
“Hmm sebenernya rahasia sih yam.. “
“Rahasia apa tik..”
“Gini.. kata om buaya.. mulutnya adalah jalan tembus ke surga.. jadi dia akan menjaga aku sampai aku cukup dewasa masuk surga...”
“Tik..tik.. lo bego banget sehh... itu namanya lo mau di makan... ada juga mulutnya tuh jalan tembus ke neraka..”
“Ah yang bener.. tapi yam, om buaya baik banget sama aku..”
“Yah iya lha.. dia baik sama lo...klo ga mana mau lo deket-deket sama buaya..”
“Iya yah...”
“Udah jangan banyak pikir.. mending sekarang lo kabur.. mumpung buaya lagi gak ada...”
“Bentar yam.. aku mau nulis surat dulu buat om buaya...”

Dear om buaya..
Om.. tadi aku ketemu temanku.. Ayam..
Aku seneng banget om.. akhirnya aku bisa ketemu temanku lagi..
Om.. apa benar om mau makan aku?
Mulut om bukan jalan ke surga tapi jalan ke neraka yah om..
Maaf om,, aku gak bisa memenuhi janji ku ke om..
Soalnya aku belum siap mati om..
Masih banyak hal yang ingin aku liat om...
Maaf om..
Selamat tinggal om..

***

Ketika buaya pulang.. buaya menemukan surat itik..
Lalu buaya marah....lalu buaya melihat itik di atas bukit lalu ia berteriak pada itik
“tik.. kamu mau kemana?”
“Aku mau pergi om.. selamat tinggal om.. terima kasih atas kebaikan om selama ini..aku udah ninggalin surat untuk om.. aku harap om mengerti..”
“Tik, masa kamu gak percaya sama aku tik..aku beneran gak mau makan kamu.. aku hanya mau mengantar kamu ke surga.. tempat yang sangat indah tik... tapi klo kamu gak mau yah sudah.. aku akan pergi sendiri ke surga.. dan kamu pasti menyesal tik karena meninggalkan aku..”
“Maaf om.. aku tak bisa.. selamat tinggal...”
Buaya yang marah berkata pada itik
“Aku gak mau kenal kamu lagi tik!.. aku akan lupakan kamu!.. anggap aja cerita kita sudah tamat!...selamat tinggal tik”
“Bagiku om.. kau tetap teman terbaikku... selamat tinggal...”
“Tik... aku kecewa tik.. aku akan buang semua yang berhubungan dengan mu tik!”
“Terserah om.. tapi aku akan tetap menyimpan kenangan kita om..selamat tinggal”
Itik pun menghilang di balik bukit..
Meninggalkan buaya yang sedang sekarat karena kelaparan....

Kisah Pengorbanan Adik Terhadap Kakak

Kisah ini mungkin saja terjadi dalam hidup anda..
Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari
demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung
mereka menghadap ke langit.
Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.
Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di
sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari
laci ayahku.
Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok,
dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
“Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu
takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi
Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.

Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya! “
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah
begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau
kehabisan nafas.
Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi,
“Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi
yang akan kamu lakukan di masa
mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya
penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di
pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai
menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya
dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah
terjadi.” Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup
keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat,tapi insiden
tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan
lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8
tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk
masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima
untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok
di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi
bungkus. Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan
hasil yang begitu baik…hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air
matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya?
Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata,
“Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi,telah cukup membaca
banyak buku.” Ayah mengayunkan tangannya dan
memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu
keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan
saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!” Dan begitu
kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam
uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku
yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan
sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang
kemiskinan ini.” Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi
meneruskan ke universitas.
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku
meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit
kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan
meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke
universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang.”
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang.
Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku
hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi,
aku akhirnya sampai ke tahun ketiga
(di universitas) .

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika
teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun
menunggumu di luar sana!”
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar,
dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu
semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada
teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat
bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu
saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu? ” Aku merasa
terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari
adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak
perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah
adikku bagaimana pun penampilanmu. ..”
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu.
Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya.
Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.”
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis.
Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana.
Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.
“Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk
membersihkan rumah kita!” Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah
adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu
melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela
baru itu..”
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku.
Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya.
“Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya.
“Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi
konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu
tidak menghentikanku bekerja dan…”
Ditengah kalimat itu ia berhenti.
Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.
Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku
mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi
mereka tidak pernah mau.
Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu
harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak,
jagalah mertuamu saja.
Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.”
Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku
mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan.
Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.
Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.
Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah
kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit.
Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya,
saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer?
Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius.
Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya.
“Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak
berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti
itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?”
Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang
sepatah-sepatah: “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!”
“Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun
itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani
dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu
bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa
bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.”
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan
tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada
dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua
jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah.
Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku.
Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu.
Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang
begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu,
saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan
baik kepadanya.”
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.
Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.”
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan
perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.
Semoga Bermanfaat...

Kasih Ibu Tiada Tara

Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang ibu sering meratapi nasibnya memikirkan anaknya yang mempunyai tabiat sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mabuk, dan melakukan tindakan-tindakan negatif lainnya. Ia selalu berdoa memohon, "Tuhan, tolong sadarkan anak yang kusayangi ini, supaya tidak berbuat dosa lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati." Tetapi, si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya.

Suatu hari, dia dibawa kehadapan raja untuk diadili setelah tertangkap lagi saat mencuri dan melakukan kekerasan di rumah penduduk desa. Perbuatan jahat yang telah dilakukan berkali-kali, membawanya dijatuhi hukuman pancung. Diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan di depan rakyat desa keesokan harinya, tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi.

Berita hukuman itu membuat si ibu menangis sedih. Doa pengampunan terus dikumandangkannya sambil dengan langkah tertatih dia mendatangi raja untuk memohon anaknya jangan dihukum mati. Tapi keputusan tidak bisa dirubah! Dengan hati hancur, ibu tua kembali ke rumah.

Keesokan harinya, di tempat yang sudah ditentukan, rakyat telah berkumpul di lapangan pancung. Sang algojo tampak bersiap dan si anak pun pasrah menyesali nasib dan menangis saat terbayang wajah ibunya yang sudah tua.

Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Namun setelah lewat lima menit dari pukul 06.00, lonceng belum berdentang. Suasana pun mulai berisik. Petugas lonceng pun kebingungan karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada. Saat mereka semua sedang bingung, tibatiba dari tali lonceng itu mengalir darah. Seluruh hadirin berdebar-debar menanti, apa gerangan yang terjadi? Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk bandul dan menggantikannya dengan kepalanya membentur di dinding lonceng.

Si ibu mengorbankan diri untuk anaknya. Malam harinya dia bersusah payah memanjat dan mengikatkan dirinya ke bandul di dalam lonceng, agar lonceng tidak pernah berdentang demi menghindari hukuman pancung anaknya.

Semua orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata. Sementara si anak meraung-raung menyaksikan tubuh ibunya terbujur bersimbah darah. Penyesalan selalu datang terlambat!

Biarkan Mereka, Tapi Bukan Anda

 Biarkan orang lain menjalani kehidupan yang kecil, tetapi bukan Anda.

Biarkan orang lain berdebat tentang hal-hal kecil, tetapi bukan Anda.

Biarkan orang lain mengeluh atas apa yang mungkin terjadi, tetapi bukan Anda.

Biarkan orang lain menangisi kecil sakit, biarkan mereka putus asa, biarkan mereka menjadi dendam dan ingin membalas dendam, tetapi bukan Anda.

Biarkan orang lain meninggalkan masa depan mereka, dan menanggalkannya di tangan orang lain, biarkan mereka menjadi materialistis dan sombong, tetapi bukan Anda.

Biarkan orang lain tidak bersyukur dan berhenti berdoa, tapi tidak Anda! Biarkan orang lain menyerah, tetapi bukan Anda! Sekali lagi bukan Anda. Sebab disini Anda tahu, siapa yang percaya dan yakin akan sesuatu, maka dia akan mampu.

Sebab kata Allah dalam Alquran, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku.”

Sahabat.. Yuk berfikir positif, serta ajak orang lain-orang lain diatas. Agar nantinya orang lain itu, bukan saudara kita, agar orang lain itu bukan tetangga kita, tapi orang lain itu adalah tetangga negara kita. itu tu.. tetangga yang ngaku-ngaku pemilik batik dan reog.

Kepada tetangga, maaf ya. Yang bilang itu milik kami, bukan kami, tapi dunia mengakuinya. So, malulah itu perlu.. hehehe :)
http://www.resensi.net/biarkan-mereka/2010/04/04/
Posted by Picasa

Keajaiban Bersyukur

 Hidup ini mudah jika kita terbuka. Terbuka melihat hal-hal kecil di sekitar kita, terbuka menerima cobaan yang sedikit menghambat perjalanan kita, terbuka dalam berpikir begitu beruntungnya kita jika dibandingkan dengan orang lain, dan masih banyak lagi keterbukaan yang harus kita lakukan dalam menyikapi hidup. Untuk selanjutnya kita perlu berterima kasih kepada Tuhan atas takdir-Nya yang indah untuk kita. Itulah Bersyukur…

Dengan bersyukur, ibarat kata punya uang seribu saja kita merasa kaya. Selain itu, bersyukur merupakan obat ampuh untuk mengobati sifat iri. Yup..sifat dimana kita merasa cemburu ketika orang lain bahagia, sifat yang menunjukkan kalau kita tidak punya sesuatu yang bisa kita banggakan atau bahkan sifat yang bisa menghambat kehidupan kita. Tidaklah sulit untuk melakukan ini. Hanya perlu kepekaan terhadap apa yang telah kita miliki dan peka terhadap sekitar kita.

Akhirnya, Anda akan merasakan keindahan hidup seperti orang dan nyanyian katakan. Inilah keajaiban bersyukur..

By Suci Nice http://www.resensi.net/keajaiban-bersyukur/2010/04/20/
Posted by Picasa

Juara Bukan Segalanya

 Hampir 6 tahun aku mengikuti kegiatan KARATE, selama itu pula aku telah di tempa dan di bina hingga menjadi seorang atlit.
Senpai-ku telah memberikan apa yang dia mampu untuk mencetak atlit2 tebaik nya…
Dia selalu mengatakan “Juara Bukan Segalanya Tapi Berjiwa Mulia itu yang Utama”, pekataan itu selalu terngiang di telinga ku hingga membekas dalam hati.

“Untuk apa kalian berlatih jika mental kalian jelek, percuma, karate bukan tempat orang yang cengeng,sok jagoan, senpai nggak perlu itu.
kalian berlatih pukul ,tendang, banting buat apa ? Buat jadi jagoan, Karate bukan buat itu tapi bisa memahami dan melaksanakan Sumpah Karate. Lebih dari itu tujan akhir dari ini adalah mental baja dengan semangat Bushido supaya Hati kalian Bersih”

setidaknya perkataan itu yang masih ku ingat dengan jelas.

untuk semua Atlit…..
Jangan Berfikir Kita Harus Menang Tapi Befikirlah Kita Harus Bermental Baja…….

Oleh:
Ikhlas from Sidoarjo……
Posted by Picasa

Memelihara Mimpi

 Sebelum sebatang pohon dapat tumbuh tinggi, terlebih dahulu ia harus menanamkan akarnya jauh ke dalam tanah, demi memperoleh zat gizi. Sama dengan mimpi anda. Bila anda ingin impian berubah menjadi kenyataan, anda harus mencari cara untuk memberi makan dan memelihara mimpi anda.

Sangat tidak realistis untuk berharap bahwa anda dapat mencapai bintang, tanpa terlebih dahulu menanam akar dalam tanah padat. Bermimpi itu gampang – sesuatu yang hidup di alam khayal. Namun mewujudkannya di alam nyata membutuhkan perjuangan keras.

Tanpa akar yang kuat, bahkan pohon tertinggi dan berbesar – akan tumbang. Tanpa terus belajar, bersikap disiplin, memelihara integritas, komitment, ketabahan, kesabaran, dan usaha – bahkan mimpi yang paling mungkin dan paling hebat – akan tumbang.

Mimpi dan tujuan anda memerlukan pemeliharaan. Tanamkan akar mimpi
anda sedalam dan selebar mungkin – hingga tidak ada batas setinggi
tas apa anda akan jangkau…
Posted by Picasa

Impian Tuk Sayangi Mereka

 Hari itu, aku melihat seorang anak yang berpakaian lusuh dan cukup kotor menuju rumah salah seorang temannya. Pakaiannya itu sebenarnya berwarna putih, tapi menjadi kecoklatan dengan bercak-bercak hitam di beberapa sisi. Dia menyandang tas samping. Awlnya ku fikir ia tengah mengajak temannya bermain selepas bermain dengan teman yang sebelumnya. Ternyata bukan, dia memanggil temannya itu untuk pergi mengaji. Aku langsung heran dan bertanya kepada salah seorang Ibu yang menurutku tahu tentang anak itu.
“Ibu, kenapa pakaian anak itu kotor ? Bukankah dia mau pergi mengaji? Kenapa dia tidak mengganti pakaiannya?” Tanyaku.
”Itu memang pakaian mengajinya. Orang tuanya sepertinya tidak mempedulikannya, makanya dia selalu berpenampilan demikian meskipun untuk pergi mengaji sekalipun. Selain karena kurangnya perhatian, dia itu memang berasal dari keluarga kurang mampu.” Jawab sang Ibu tersebut.
”Kasihan sekali kita melihatnya.” Lanjut Ibu itu.

Sedikit meluangkan waktu dan karena sedikit penasaran, aku bertanya lagi kepada Ibu itu mengenai anak tersebut. ”Ibu,.. Maaf, apa Ibu dari anak itu masih ada? Ayahnya? Bagaimana dengan saudaranya yang lain? Kakaknya apakah ada? Dan rumahnya di mana?
Ibu itu menjawab,”Ibunya masih ada. Ayahnya sudah tidak tinggal bersamanya karena kedua orang tuanya bercerai. Dia itu anak satu-satunya. Jadi, sekarang dia hanya tinggal bertiga bersama Ibu dan neneknya di rumah sederhana yang juga sudah tinggal satu kamar itu akibat gempa kemaren.”

Ya Allah…. Anak sekecil itu harus mendapatkan cobaan yang demikian??
Dia hidup dalam kekurangan materi, lalu apakan harus dia juga hidup kekurangan kasih sayang orang tuanya dan orang-orang sekitarnya??
Pernahkah terfikir oleh kita bahwa di sekitar kita masih banyak peri-peri kecil yang butuh kasih sayang kita??

Tuhan,,, Melihatnya aku takut…
Aku takut jika sekarang, esok, atau sampai saat nanti ia hidup tanpa tahu bagaimana rasa sayang hingga ia menjadi anak yang tidak pandai menyayangi.
Aku takut jika ia tumbuh menjadi anak yang selalu merasa rendah diri karena kekuranggannya dan karena tidak ada seorang pun yang menghargai serta mengacuhkannya.

Wahai engkau bocah kecilku… Adikku…
Andai aku punya istana yang di dalamnya hidup malaikat-malaikat penuh kasih sayang, maka engkau sekalian akan ku biarkan menikmatinya sepuas hatimu walau aku harus hidup di kejamnya panas mentari di luar sana.

Tuhan… Bolehkan aku ini hidup untuk mereka??? Bolehkan aku tetap melihat senyum mereka..??

Ketakutan dan kesedihanku adalah ketika mereka enggan berkumpul bersama teman-teman sebaya yang mereka lihat jauh lebih mapan dari mereka. Sungguh.. sungguh aku takut jika mereka menjauh dan merasa hina dibanding orang-orang kaya itu sementara sebenarnya mereka lebih mulia dari si kaya…

Oh tuhan…. Jangan biarkan rasa hina mengerogoti jiwa mereka. Tetap senangkan hatinya. Hati si kecilku yang kehilangan masa kecilnya bersama kedua Ibu Bapaknya itu.

Adik-adikku.. anak-anakku…
Kelak, jika kalian melihatku datang, mendekatlah padaku… Jangan pernah takuti aku ya… Senyum dan melihat kalian tertawa adalah kebahagiaan terbesarku…

Teman, seoarng anak, meskipun bukan anak kandung kita, saudara kandung kita, atau pun family dekat kita, mereka tetaplah anak kita. Meraka anaknya semua orang muslimin…
Jangan pernah acuhkan mereka sekalipun ia terlihat tidak seperti layknya setiap orang berpenampilan. Mereka hanya butuh kepedulian kita.. Jikalau pun tidak mampu berbuat banyak, jangan pernah sakiti mereka dengan menunjukkan kebencian, cemoohan, atau pun rasa jijik terhadap mereka..

Bayangkanlah teman,, Betapa pilunya hati mereka ketika melihat kita menjauhi mereka…
Astaghfirullah.. Astaghfirullahal”adziim…
Jangan sampai kita membuat hati mereka sedih kemudian membuat mereka terisak menangis pilu di hatinya…

Allah Arrahman dan Arrahim… Dan semoga sifatnya Allah tetap bermekaran di hati kita, bukan malah luntur dikikis oleh sifat yang ditancapkan oleh syaitan..

Teman, maaf ya kalau kelihatannya seperti menggurui.. si “AKU” tdk bermaksud apa-apa. Dia hanya mencoba menuangkan apa yang ia lihat, cerna, dan ia rasa. Si “AKU” bukan orang yang baik, tp ia ingin menjadi baik. Dan ia sadar bahwa butuh waktu yang lama untuk menjadikannya baik karena begitu jauhnya dia dari kebaikan itu..

Artikel dikirim oleh:
vie

Yakinlah Anda Bisa

 Ingatlah ketika Anda masih kecil, dan mencoba belajar berjalan. saya yakin anda mengalami seperti ini:

Pertama Anda harus belajar untuk berdiri: sebuah proses yang melibatkan seluruh tubuh, jatuh lalu kembali berdiri. Anda kadang tertawa serta tersenyum, tapi dilain waktu anda menangis dan meringis karena sakit. Entah, seperti ada tekad dan keyakinan dalam diri Anda bahwa Anda akan berhasil, apa pun dan bagaimanapun. Anda punya motivasi dalam diri Anda

Setelah banyak berlatih akhirnya Anda mengerti bagaimana keseimbangan diri Anda, sebuah persyaratan untuk kejenjang berikutnya. Anda menikmatinya dan seolah-olah punya kekuatan baru, punya motivasi baru. Anda akan berdiri dimana Anda suka – di tempat Anda, di sofa, di pangkuan ibu Anda, Bapak anda, atau pun seseorang. Itu adalah waktu yang menggembirakan – Anda melakukannya! Anda dapat mengontrol diri Anda. Anda tersenyum dan tertawa lucu, puas akan keberhasilan Anda. Sekarang – langkah berikutnya – berjalan. Anda melihat orang lain melakukannya – ini keliatannya tidak terlalu sulit – hanya memindahkan kaki Anda saat Anda berdiri, kan?

Salah – ternyata lebih kompleks daripada yang Anda bayangkan. Anda berurusan dengan rasa frustasi. Tapi Anda terus mencoba, mencoba lagi dan mencoba lagi dan lagi sampai Anda tahu bagaimana berjalan. Anda selalu ingin kedua tangan anda diberi pegangan saat berjalan.

Jika orang melihat Anda berjalan, mereka akan bertepuk tangan, mereka tertawa, mereka akan memberi semangat, “Ya Tuhan, lihatlah apa yang dia lakukan”. “Oh anakku sudah bisa berdiri”. “pandainya anakku, pintarnya anakku” dan lain-lain. Dorongan ini memicu Anda; dorongan itu menambah rasa percaya diri Anda. Dorongan itu memotivasi Anda

Namun meski begitu, Andapun mencoba berjalan saat tak ada yang melihat Anda, saat tak ada yang bersorak-sorai? Setiap peluang ada, Anda berlatih untuk berjalan. Anda tidak bisa menunggu seseorang untuk memotivasi Anda untuk mengambil langkah-langkah berikutnya. Anda belajar bagaimana untuk memotivasi diri sendiri.

Jika kita bisa mengingat hal ini tentang diri kita di hari ini.

Ingat bahwa kita bisa melakukan apapun yang kita pikiran. Kita mampu mengatur jika kita mau dan bersedia melewati proses, seperti ketika kita belajar berdiri, seperti ketika kita belajar berjalan. Kita tidak perlu menunggu orang lain untuk memotivasi kita, kita perlu memotivasi diri kita sendiri.

Jika Anda sudah lupa bagaimana melakukan hal ini, atau merasa seperti beku, kaku dan gamang. Maka Anda membutuhkan motivasi, ambillah kembali perjalanan singkat dalam hidup Anda yang telah lewat – Lihatlah prestasi Anda, tidak peduli prestasi besar atau prestasi kecil – atau saat-saat dimana Anda bertemu dengan tantangan dan menemukan cara untuk berhasil. Ulanglah keberhasilan itu saat ini, saat anda menghadapi permasalahan yang sedang anda hadapi.

Fokus pada semua hal yang Anda pikir Anda tidak bisa lakukan, kemudian lakukanlah. Lihatlah buah hati anda. Mereka tidak pernah menyerah. Dan mereka yakin serta percaya terhadap anda, bahwa anda mampu dan bisa. Mereka percaya di dalam semua kehidupan Anda!

Sekarang Anda harus percaya pada diri Anda! Yakinkan pada hati Anda Bahwa Anda pasti bisa.

“Ingat, hari ini adalah hari terbaik dalam hidup Anda, milikilah masa depan yang indah, dengan membuat perubahan hari ini!

Marlene – Resensi.net
Posted by Picasa

4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup

“Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh” (John Gray)

Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih,hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkanNah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada
saat kesulitan terjadi.

Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan
tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau
mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.

Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi.
Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.

Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya.

Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat
finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang performance- nya bagus sekali.

Bangun network

Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti
rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya.

Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho
ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.

Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda? Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini.
Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi
suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?

Sumber: 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup oleh Anthony Dio Martin

Sukses Dimulai Dari Pikiran

Muhammad Ali mengatakan bahwa sang juara dihasilkan dari keinginan,impian, dan visi. Sementara, Dennis Waitley, mengatakan bahwa pemenang selalu mengatakan ‘saya akan’ dan ‘saya bisa’. Ini adalah pekerjaan pikiran.

Memang tidak nyata tetapi akan memabwa dampak yang luar biasa bagi kehidupan Anda jika pikiran Anda sudah tekondisikan seperti yang dijelaskan di atas.

Keinginan datang dari pikiran. Sementara semua orang memiliki pikiran, jadi semua orang bisa memiliki keinginan. Bahkan, memang semua orang punya keinginan, siapa yang tidak? Lalu mengapa tidak semua orang menjadi orang sukses. Tentu saja keinginan yang membawa kepada kesuksesan berbeda dengan keinginan biasa. Keinginan yang membawa kepada sukses adalah keingianan yang sangat jelasa dan keinginan yang memberikan dorongan yang besar untuk mencapainya. Bukan sekedar keinginan yang bila tercapai tidak membawa dampak, begitu juga jika tidak. Bukan juga keinginan yang samar, seperti saya ingin bahagia dan saya ingin kaya.

Apa bedanya keinginan dan impian? Impian adalah bagian dari keinginan. Impian memiliki makna lebih khusus, impian digunakan untuk keinginan yang besar, keinginan yang menurut kebanyak orang sulit atau tidak mungkin dicapai. Sudahkah Anda punya impian? Sementara visi adalah gambaran dari impian tersebut dimana impian tersebut seakan-akan sudah Anda capai. Visi adalah gambaran Anda masa depan, saat semua keinginan Anda tercapai.

Al Quran, dengan indah membangun visi manusia. Visi saat berada di surga. Gambaran indah surga seakan-akan sudah terjadi pada diri kita. Gambar surga yang indah begitu sering diulang-ulang dalam Al Quran dan juga kita dianjurkan untuk membaca Al Quran sesering mungkin. Hikmah yang bisa kita ambil adalah agar visi kita diakhirat tersebut melekat dalam kepala kita sehingga memiliki dorongan kuat untuk mencapainya.

Berikut adalah salah satu contoh bagaimana gambaran surga diberitahukan kepada manusia.

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS Al Baqarah[2]:25)

Masih banyak lagi gambaran indah tentang surga baik dalam ayat Al Quran maupun hadits.

Pikiran positif, yang salah satunya memiliki visi hidup yang jelas baik dunia maupun akhirat insya Allah akan membawa kita kepada keberhasilan. Pikiran positif lainnya ialah selalu berkata ‘saya bisa’ dan ‘saya akan’. Meskipun secara islami akan lebih baik jika di tambah dengan kata insya Allah. Kata-kata ‘saya akan’ dan ‘saya bisa’ adalah refleksi dari pikiran positif yang tidak menyerah pada keadaan, apapun keadaan yang dilaluinya.

*Rahmat adalah pengusaha, pembicara, trainer, dan pemilik serta penulis utama Buletin Mingguan Motivasi Islami.

Pelajaran Sejarah

Written By f-syakirah on Minggu, 11 Juli 2010 | 17.37

Seorang guru sejarah sedang memberikan pelajaran tentang pahlawan.

"Dari kisah perjuangan tadi, saya yakin, ada di antara kalian yang tidak setuju dengan perang," tanya Pak Guru. "Nah, siapa yang ingin memberikan alasan, kenapa perang harus ditentang."

Seorang murid di belakang mengacungkan jari. "Saya benci perang," jawab si remaja itu. "Sebab perang menciptakan sejarah, dan saya sangat tidak suka pelajaran sejarah."

Jalan Pelan-Pelan

Udin yang ngajar di sekolah dasar, sedang kesal dengan Anton. Siswa satu tersebut, akhir-akhir ini sering terlambat datang.

"Ton, ini untuk kelima kalinya kamu terlambat. Sebenarnya ada apa?" tanya Pak Udin. "Maaf, Pak," sahut Anton. "Itu gara-gara tanda."

Pak Udin bengong. "Itu Pak, tanda lalu lintas," tambah Anton. Pak Udin menyahut," Memangnya ada apa dengan tanda itu?" Anton menukas,"Tanda itu ada tulisannya ‘Awas sekolahan, jalan pelan-pelan’."

Memaafkan Kesalahan

Sesudah bertengkar hebat, suami Bu Dewi pergi dari rumah. Setelah dua hari suaminya tak pulang, sore itu Bu Dewi ke biro iklan.

"Mas, aku titip ini, tolong dimuat di iklan kecil, ya," kata Bu Dewi sambil menyerahkan lipatan kertas. Petugas biro iklan lalu membuka dan membacanya. "Mas, janganlah kembali lagi ke rumah. Saya sudah memaafkan segala kesalahanmu."

Betemu Dengan Hantu Tanpa Kepala

Saya seorang yg bisa dibilang udah biasa dengan hal2 aneh, penampakan, atau semacam itu. Beruntung atau nda, dari kecil Saya dpt berkah tuk mampu melihat mereka yg nda bisa diliat orang biasa.

Kisah saat Saya masih SMP dulu. Ini cerita dimulai gara2 Saya melakukan sesuatu hal yg bner2 ceroboh. Waktu itu sepulang sekolah, Saya dan teman2 mutusin buat kerja kelompok disalah satu rumah teman Saya di daerah Jakarta Selatan. Rumahnya ada disebuah komplek perumahan di pinggiran. Yeah setelah sampai rumah teman Saya itu, kami langsung kerjain tugas, karena emang niat banget kalau tugas kelar, Saya dan teman2 bakal main bola dilapangan.

Beberapa jam kemudian tugas Saya selesai, kami semua makan dan siap2 menuju kearah lapangan yg cukup jauh dari rumah sobat Saya ini. Kurang beruntung ternyata, lapangan lg dipake sama anak2 muda yg lg latihan bola, terpaksa kami nunggu mereka selesai latihan.

Ternyata mereka baru selesai setelah pukul 5 sore lebih, wah udh kesorean nih untuk main bola. Tapi karena emang udh ngebet banget, kami pun nekat buat main disitu. Lapangan itu ada diatas bukit, agak jauh disampingnya ada lapangan rumput liar luas dan diujungnya ada jurang terjal membatasi tanah lapang itu dgn sungai yg besar.

Semua senang2 aja, sampai lupa adzan magrib berkumandang, kami terus aja melanjutkan main bolanya. Saya giring bola melewati teman2 Saya and then shoooottt (lebay kek film tsubasa aja). Kiper nda bisa tahan tendangan Saya yg keras, bola terpantul jatuh ke semak belukar di dekat sungai.

Yah, sesuai peraturan, siapa yg nendang dia yg ambil bola. Saya dgn santai turun kearah semak belukar itu. Saya coba cari2 tapi kok nih bola nda pernah ktemu2, sampai akhirnya Saya ngeliat ada bulatan hitam, nah itu pasti bolanya. Segera Saya lari tuk ambil bola itu, but…saat Saya ambil bulatan itu ternyata bukan bola, itu kek batok kelapa tapi kok ada rambutna hitam dan pas Saya raba bagian depannya seperti bentuk muka (saat itu Saya ambil pas posisi muka depannya kebawah, jd Saya bner2 nda tau itu bner2 teksture muka atau cuma batok kelapa biasa), panik campur parno, Saya lempar dgn kenceng itu kelapa aneh kearah sungai. Bulatan itu nda langsung masuk air tapi sempet mentok kesebuah batu sungai yg cukup besar plus bunyi “CCCRRRAAKKKK” !!!

Saya makin parno, Saya langsung lari keatas menuju teman2 Saya. Ternyata bola yg Saya cari udh ktemu diatas..
“Lama banget lo ah, ngapain l0? pacaran ma setan kali (a.k.a sungai)?” ledek teman Saya
“Eh, anj*** jgn ngmng sembarang lw, udh langsung cabut, feeling Saya nda enak dsini”. ajak Saya yg msh sdikit parno

Dijalan pulang Saya masih kepikiran aja sama itu kelapa. Apa bner itu cuma kelapa atau emang kepala?? Saya masih kepikiran bunyi pas kelapa itu mentok batu, bner2 kek bunyi kepala orang dihajar balok kayu, kayak suara tengkorak retak !!

Semua teman Saya udh pulang, cuma Saya sendiri yg masih nunggu jemputan dirumah teman Saya itu. Rumah Saya emang yg paling jauh dari rumah teman Saya ini, jd Saya harus nunggu supir Saya untuk jemput Saya. Baru sekitar pukul 21.30 malam Saya dijemput, dan Saya pamit untuk pulang.

Supir Saya jemput, tp Saya lagi males duduk di depan cus Saya capek banget dan mo tiduran di bangku tengah. Pas Saya sampai di daerah Jl.Bandung cinere, mungkin sebagian dsini ada yg tau (jalan ini bner2 sepi, dgn tanjakan suram, masih penuh rawa, ada sebuah jembatan, yg diatas kanannya ada sebuah pemakaman umum yg cukup besar, dan rumornya sering ditemuin korban2 pembunuhan ditempat ini).

Saat mobil hampir melintas diatas jembatan, ntah kenapa Saya langsung duduk, dan pgn banget liat keluar. Ada orang yg berdiri dket jembatan seperti lagi nunduk. Saya nda jelas bisa liat mukanya, karena emang gelap bgt didaerah situ. Saya trus perhatiin, penasaran campur bingung, ngapain orang malem2 gini di tempat spooky gini?? Semakin dekat mobil ke jembatan, Saya baru tau kalo itu orang bukannya nunduk, tp emang nda ada kepalanya. OMG !!!!

Jantung Saya nda terkontrol, darah naik ke ubun2, dan badan Saya langsung lemes. Mendadak bayangan itu ilang dan Saya coba bersikap tenang lagi sambil kembali tidur, meskipun diotak Saya trus kebayang bayangan aneh itu. Sejam kemudian Saya sampai dirumah dan Saya langsung mandi air anget dan mencoba untuk tidur.

Saya ada disbuah tempat kosong, semua gelap. Saya cuma bisa ngeliat lampu penerangan jalan kecil diujung sana. Saya mencoba menuju kesana, tapi lampu itu bertambah jauh dan jauh. Saya coba lari tapi malah semakin jauh Saya ke lampu kecil itu. Samar2 Saya lihat, ada orang yg lg duduk persis dibawah lampu jalan itu, seorang gadis berambut panjang, berpakaian serba hitam. Saya cuma bisa dengar tangisan gadis itu, nda beberapa lama gadis itu ilang, dan ADA DI DEPAN Saya, AND U KNOW?? GADIS ITU MEGANG KEPALANYA SENDIRI DI TANGANNYA !!!

Krriiiiinnnngggg….
Jam beker Saya bunyi, disusul suara teriakan nyokap Saya yg nyuruh Saya bangun buat mandi karena Saya hampir telat ke skul. Anjis, cuma mimpi?? tapi Saya bner2 nda bisa lupain mimpi itu. Saya bergegas mandi, beres2, sarapan, and berangkat ke sekolah Saya. Saya masih ingat dgn jelas mimpi Saya semalem, ada apa nih, pasti ada yg nda beres, Saya rasa Saya dikejar2 sama hantu kepala itu.

Saya coba ceritain semuanya ke temen2 Saya, tp mreka cuma balas dgn guyon2 aneh.
“hahaha, lo first lovenya dia kali, dia tuh horny gara2 kepalanya lo lempar, makanya dia nyari lo trus” ledek teman Saya
“nah, brarti ntar malem, siap2 dah tuh lo mimpi basah sama itu cewe” ledek teman Saya yg satu lagi
“ah anj***-lah semua Saya serius ini, asem lah!!” jawab Saya emosi
Disusul tawa dari semua teman2 disekitar Saya.

Bel tanda sekolah berakhir pun bunyi, Saya langsung bergegas menuju mobil dan minta diantar, pulang cus Saya ngerasa nda enak banget. Beberapa jam perjalanan akhirna Saya sampai dirumah, Saya mandi dan santai2 nonton tv. Yeah, Saya udh bisa sedikit ngelupain mimpi aneh Saya itu.

Nda terasa udh larut malam, 22.30 saat Saya lihat jam dinding dikamar Saya. Yeah, Saya harus tidur, cus besok ada ulangan. Baru banget Saya mo tidur, tiba2 Saya denger ada suara orang mainan ayunan ditaman Saya. Heh? siapa yah? ade Saya nda mungkin malem2 gini keluar main ayunan. Saya coba buka jendela kamar Saya, kamar Saya letaknya dilantai 2 jd Saya bisa liat jelas siapa yg ada ditaman. Shock, bner2 shock, Saya dgn apa yg Saya lihat, yg lg main ayunan itu, ternyata cewe tanpa kepala itu.

Spontan Saya lari kebelakang, Saya langsung loncat kekasur dan coba menutup diri Saya dgn selimut. Hampir setengah jam Saya menutup diri dikamar Saya sendiri, Saya trus mikirin, salah apa Saya, salah apa Saya, apa bner cuma gara2 di deket sungai waktu itu?? Saya makin penasaran Saya pun nekat buka selimut Saya, nda ada apa2, Saya langsung lari kearah jendela dan liat ke taman, nda ada apa2 jg.

Saya udh sdikit tenang, tp Saya ngerasa aus banget nih. Saya coba ambil minum mineral yg ada dikamar Saya, hah? kosong? damn. Akhirnya Saya mutusin buat turun ke dapur buat ambil air minum disitu. Rumah Saya sepi dan kosong, semua keluarga Saya udh tidur, Saya langsung menuju dapur, ambil sebotol air, dan segelas untuk Saya minum disitu. Lagi asik2 menghilangkan dahaga, tiba Saya lihat ada orang didepan ruang tamu Saya (dari dapur emang bisa sdikit kelihatan ruang tamu Saya). Nyokap? (yg Saya liat emang sesosok ce yg gi duduk dsitu), Saya coba mendekat, and dari ruang tv Saya panggil pelan2.
“Mah?? mama yah?? ngapain mah??” tanya Saya
“…..” nda ada balasan
“Mamah bukan sih?? oh bibi dar yah? (nama pembokad Saya), kok lom tidur bi?”
“…..” same as before
Tiba2 sosok itu menghilang, cling, anjenkkkkkk !!!!!!!!!
Saya nda pake pikir panjang, Saya langsung lari ke kamar nyokap Saya, and gedor2 pintu, sampai akhirnya satu rumah Saya bangun semua.

Semua bertanya – tanya, mereka panik ngeliat Saya yg ketakutan and udh hampir nangis. Putus2 Saya critain semua kejadian yg Saya alamin, dari awal Saya di sungai, sampai yg baru Saya alamin barusan.
Akhirnya bokap Saya ambil tindakan, kami sekeluarga disuruh berwudhu malam itu jg, dan kami melakukan sholat malam bersama. Akhir sholat, kami semua disuruh tidur and nyokap Saya nemenin Saya, Saya nda berani tidur sendiri.

Paginya bokap Saya cerita, semalem saat semua tidur. Dia masih terus melanjutkan doa’nya, bokap Saya yg sdikit bisa hal2 kek gitu cerita.
“De, smalam ayah cb ngmng sama ce itu, dy tuh marah sama km, karena km nda hormatin dia, mungkin yg dia maksud ya dgn kamu buang kelapa itu. Tapi dia nda ada maksud smp tuk nyakitin kamu de, dia cuma mo beri kamu peringatan, kl msk ke “daerah” asing tuh jgn semena-mena. Kamu perkuat iman kamu, tambah rajin ya sholatnya”. cerita bokap disambut senyum lega

Ya benar, Saya nda prnh diikutin lagi. Dan dari kejadian itu, Saya bner2 bnyk ambil hikmah, kita harus sopan sama siapa pun kalau mo dia jg sopan ke kita.

Diceritakan kembali oleh pda-jalanan pada Kamis, Juni 10, 2010 0 komentar Link ke posting ini

Kamis, 22 April 2010
Bus Hantu

Bagi teman-teman yang suka bepergian dengan bus malam, ada baiknya untuk berhati-hati selain rawan kecelakaan juga terkadang bisa berupa penglaman mengerikan seperti kisah yang dialami teman kakakku ,sebut saja namanya Rini.

Gadis cantik ini bekerja di sebuah pabrik tekstil di surabaya, jauh dari kota asalnya di Banyuwangi, sebuah kota di ujung paling Timur di provinsi Jawa Timur. Hampir tiap bulan, sekali pasti dia pulang untuk mengunjungi keluarganya di banyuwangi.

kebiasaan Rini selalu pulang dengan bus malam karena dia tidak suka berdesak-desakan di siang hari. Ketika itu dia berniat pulang kampung seperti biasa, dan menunggu bus di halte dekat tempat dia kost. Entah berapa lama sudah dia menunggu tapi bus yang di tunggu tak satupun lewat melintasi jalan itu.

Saat itu jam menunjukkan jam 11 malam, dengan perasaan gundah dia tetap berusaha tenang,jalan mulai sepi hanya satu persatu kendaraan yang lewat akhirnya bus yang ditunggu datang juga. Sebuah bus Kramatjati jurusan Banyuwangi, lalu dia menyetop bus itu dan segera naik, dia duduk di bangku kedua sebelah bapak-bapak yang usianya sekitar 40 tahunan.

Tiba-tiba angin berdesir membuat bulu kuduk merinding padahal semua jendela tertutup, perasaan Rini mulai tak enak dia mencoba melihat sekelilingnya tak satupun penumpang yang bicara begitu juga dengan sopir dan keneknya.

Wajah merekapun pucat pasi bagai mayat dan anehnya semua penumpang berbaju putih, dia mencoba bicara pada bapak yang duduk disebelahnya, “Bapak darimana? Ini bus haji ya, kok semua pakai baju putih?” lalu bapak itu hanya tersenyum.

Kenek bus menghampirinya untuk meminta uang ongkos, tapi lagi-lagi dia hanya diam dan hanya mencolek Rini, lalu Rini pun memberi uang 50 ribuan, dan kenek itu memberi kembalian. “Terima kasih,” ucap Rini tapi kenek itu hanya tersenyum

Setelah berjam-jam di dalam bus akhirnya tiba juga dia di terminal Banyuwangi, lalu dia turun dan duduk di sebuah kursi tunggu terminal. Dia masih heran dengan kejadian tadi,lalu ada seorang petugas terminal datang menghampirinya dan bertanya,”Permisi mbak mau kemana? dan darimana?” tanya dia.

“oh saya baru aja tiba dari Surabaya,” kata Rini “Emang mbak naik bus apa? Dari tadi gak ada bus yang datang,” kata lelaki itu dengan heran “Kramatjati,” jawab Rini singkat.

Jawaban Rini ini malah membuat pria itu tercengang dan menceritakan apa yang terjadi bus yang Rini tumpangi ternyata baru saja mengalami kecelakaan sekitar jam 7 malam di daerah Jurang Tangis. Bus masuk jurang dan semua penumpang beserta sopir dan keneknya tewas di tempat.

Mendengar kisah ini, Rini kaget setengah mati dan seakan tidak percaya. Dalam kengerian itu, lalu dia ambil uang kembalian yang dia dapat dari kenek bus ternyata tak ada uang kembalian yang ada hanyalah kapas dan darah.

Seketika itu dia pingsan tak sadarkan diri, setibanya di rumah hampir subuh dia ceritakan semua yang dia alami dan dia sudah jera naik bus malam lagi. Oh bus malam…(seperti dikisahkan vina)

Wanita Yang Kukira Istriku Ternyata Jin Penunggu Telaga Warna

Undangan berwarna biru dengan tulisan warna emas yang tercetak rapi,
tergeletak diatas meja makan. Hal tersebut mendorongku untuk segera
membuka dan membacanya walaupun perutku sudah berbunyi keroncongan
minta diisi.

Isteriku berkata " Mas, Itu undangan dari Jakarta untuk
hari Sabtu depan. Itu lho, Bu Kuncoro yang di Cikini mantu, kita
datang ya !, kan salah satu famili dekat ". Sambil membaca kartu
undangan itu aku manggut-manggut tidak menyahuti kata-kata isteriku.
Isteriku membujuk lagi dengan berkata : " Maas, kan sudah
beberapa bulan ini kita tidak ke-Jakarta, aku sudah kangen dengan
keluargaku, pasti semua datang ke-pestanya ", disambung dengan
rayuannya lagi " Sekali-sekali pergi menghilangkan stress khan boleh.
Jakarta dekat ini, ya Mas, ya.... ". Setelah menyelesaikan membaca
undangan itu Aku kemudian menatap Isteriku dan mengangguk-kan kepala
tanda setuju sambil tanganku meraih sendok dan segera menyantap makan
malam.
Isteriku melonjak kegirangan dan berteriak kepada putri
kami yang tiga bulan lagi berumur dua tahun " Nanda, nanti kita
jalan-jalan ke Jakarta sama Papa".
Tak terasa hari Sabtu-pun tiba dan dan putriku Nanda
sudah tiga kali menanyakan kapan akan berangkat jalan-jalan seperti
yang dijanjikan oleh Ibunya. Setelah menaikkan semua tas dan
perlengkapan keatas mobil, kamipun berangkat dari Bandung menuju
Jakarta.

AWALNYA.....
Sejak kawin tiga tahun yang lalu, kami pindah dari Jakarta
dan menetap di Bandung karena tugas dari kantor-ku. Kami tinggal
dirumah kontrakan yang tidak terlampau besar dan beruntung mendapat
fasilitas kendaraan berupa mobil dari kantor sehingga kadang-kadang
kami bisa pergi bertamasya ketempat-tempat rekreasi dengan menggunakan
mobil kantor, seperti saat ini.
Udara pagi yang sejuk terhisap memasuki paru-paru
menimbulkan suasana yang tenang dan menggembirakan, pemandangan
dikiri-kanan jalan sangat indah, apalagi lepas dari Cianjur mendekati
Puncak. Putri-ku Nanda tak henti-hentinya bertanya ini-itu mengenai
hal-hal baru yang dilihatnya dan rasa senangnya karena diajak naik
mobil pergi bertamasya.

TELAGA WARNA PUNCAK
Setibanya di Puncak, Isteriku menyarankan dan berusaha
membujuk-ku untuk berhenti sebentar beristirahat di Telaga Warna
Puncak menikmati udara sejuk nan menyegarkan. ' Kalau saja aku bisa
mengetahui peristiwa menggetarkan hati yang kelak akan terjadi, pasti
akan kutolak mentah-mentah permintaan Isteriku itu......... '
Aku meminggirkan mobil dan parkir di-kawasan Telaga Warna,
Isteriku menarik-narik tanganku sambil membimbing Nanda kearah tepi
telaga dan duduk dengan santai sambil tak henti-hentinya mengoceh.
Nanda dan aku mendengarkan dengan asyik.
Ia menceritakan berbagai hal menarik yang akan
dilakukannya di Jakarta dan keinginan-keinginannya setibanya nanti
di-Jakarta, juga pesta perkawinan yang pasti akan sangat meriah yang
akan kami hadiri dan belanja oleh-oleh kesukaannya saat akan pulang ke
Bandung. Tak terasa waktu berlalu dengan cepat, setelah puas menikmati
keindahan disekitar telaga, kemudian kami-pun meninggalkan Telaga
Warna dan melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Saat itu, jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi sedang dalam
proses pembuatan dan belum selesai, sehingga untuk ke-Jakarta masih
harus melalui jalan Bogor lama.
Setibanya di-Bogor, Isteriku meminta mampir di-toko roti
terbesar di Bogor saat itu untuk membeli roti dan penganan pengisi
perut selama perjalanan. Nanda kecapean dan terlihat tidur dengan
lelapnya di Jok belakang, dan aku malas untuk turun, jadi Isteri-ku
turun sendirian dan pergi masuk ke-toko roti tersebut untuk
berbelanja.
Aku menunggu dimobil bersama Nanda yang tertidur pulas.......

ISTERIKU DENGAN PARFUM BAU KEMBOJA
Sekejap kemudian terlihat sesosok wanita yang persis
berwujud Isteriku mengenakan pakaian seperti yang dipakai Isteriku
sambil membawa bungkusan besar berisi roti dan makanan lainnya datang
mendekat kemobil. Tentu saja segera kubukakan pintu mobil karena
kusangka Isteriku. Saat ia masuk kemobil sekilas tercium bau bunga
kamboja bercampur menyan yang membuat bulu kudukku berdiri.
Akan tetapi karena melihat wajah Isteriku yang
berseri-seri dan berkata bahwa ia telah membelikan beberapa roti
kesukaanku maka aku segera melupakan hal aneh yang muncul bersamaan
dengan kedatangan Isteriku ini.
Mobil ku-stater dan kemudian meluncur pergi dari toko roti
di-Bogor guna melanjutkan perjalanan ke-Jakarta. Sayangnya mataku
kurang jeli, sehingga tidak melihat bahwa beberapa detik sebelum mobil
keluar dari area toko roti, Isteriku yang asli muncul dipintu toko
dengan membawa bungkusan besar berisi roti dan melihat mobilku
meluncur pergi dengan membawa wanita lain.

ISTERI ASLIKU MARAH BESAR
Isteriku marah besar dan mengira bahwa aku telah pergi
(lari) meninggalkannya dengan membawa wanita lain, seketika itu juga
dibantingnya bungkusan hasil belanjaanya dan dengan air mata
bercucuran kemudian lari pulang ke-Bandung. Hatinya dipenuhi dengan
emosi, cemburu, marah, sedih dan kesal bercampur jadi satu. Mulutnya
membisikkan kata-kata ancaman yang lirih " Awas kalau pulang nanti
", berkali-kali tanpa henti sepanjang perjalanan kembali ke-Bandung.
Fikirannya yang dipenuhi rasa marah dan cemburu, terus
bertanya-tanya, siapakan wanita yang menjadi simpanan suaminya itu dan
telah pergi bersama suaminya ?. Mengapa dirinya ditinggalkan begitu
saja tanpa menengok sedikitpun, sungguh tak berperasaan. Bagaimana
dengan anaknya Nanda, apakah dia sedang menangis menanyakan ibunya
atau sedang apa ?, jahat sekali suaminya itu, akh kalau saja tahu hati
suaminya seculas itu, tak akan mau dia diperistri bila hanya untuk
disakiti hatinya. Rasa benci menyeruak di-hatinya yang sedih dan luka
bagai tertusuk sembilu.
Sesampainya dirumah langsung ia membanting dirinya keatas
tempat tidur dan menangis tersedu-sedu sambil tak henti-hentinya
mengeluarkan ancaman........

ISTERIKU BERMANJA-MANJA KEPADAKU
Sementara itu tidak sedikitpun terlintas difikiranku
mengenai keadaan Isteriku itu dirumah, malah aku terlibat dengan
pembicaraan yang romantis dengan wanita yang kukira Isteriku ini.
Selama dalam perjalanan ini aku sangat menikmatinya, karena tidak
tahu kenapa istriku bertambah-tambah genit dan manja-nya terhadapku,
hingga beberapa kali pipiku diciumnya mesra yang membuat hatiku
semakin berbunga-bunga.
Isteriku ini kemudian merapatkan duduknya dan merebahkan
kepalanya kepundakku dan berkata " Maas, kalau bisa aku ingin
peristiwa ini jangan cepat berlalu ". Aku berfikir sambil membathin,
lho ini khan masih awal dan masih banyak lagi waktu sesampaimya di
Jakarta nanti. Sewaktu rambutnya menyentuh pipiku, saat itu kembali
sekilas tercium bau wangi bunga kamboja bercampur menyan, sehingga
bulu kudukku berdiri lagi. Ihh....... Dalam hati aku berjanji
membelikan shampo luar negeri untuk isteriku, karena bau wangi shampo
yang ia gunakan sekarang ini menimbulkan rasa takut dihatiku.

SETIBA DI JAKARTA
Akhirnya setelah tiba di Jakarta, Aku langsung menuju ke
hotel yang terdekat dari Cikini, dan memesan kamar untuk satu malam,
karena ingin beristirahat sejenak menjelang resepsi malam nanti. Nanda
sangat senang dan bernyanyi-nyanyi kecil dengan lucunya sambil
menyentuh barang-barang hiasan yang ada dikamar hotel. Lagaknya bagai
kupu-kupu yang terbang mengitari bunga-bunga yang sedang mekar
mewangi.
Sore hari, setelah memandikan Nanda, Isteriku mengajak
mandi bersama, ini sebetulnya diluar dari kebiasaannya, tapi tentu
saja aku mau, permintaan seperti ini jelas nggak akan kutolak. Didalam
kamar mandi, isteriku mesra berbisik meminta hubungan intim, awalnya
aku kurang setuju, tapi dengan sangat ahli ia membangkitkan hasrat
kelaki-lakianku......
Koper dibuka dan pakaian-pakaian didalamnya dicoba dan
dipatut-patutkan ke tubuhnya sambil bergaya didepan kaca, hingga
akhirnya ia memutuskan menggunakan baju warna hijau yang memang serasi
dengan warna kulitnya yang putih.

ACARA RESEPSI BERLANGSUNG MERIAH
Acara resepsi pernikahan putra Bu Kuncoro sangat meriah
dan memang banyak keluarga datang, tentu saja bagaikan reuni keluarga
besar, kami saling bertanya dan bercerita situasi terakhir dalam
keluarga dengan gembira. Beberapa kali Nanda datang kepadaku minta
dibersihkan pipinya yang berwarna merah bekas lipstik karena dicium
gemas oleh tante-tantenya. Saat foto bersama, mulanya Isteriku menolak
keras, tapi setelah didesak-desak akhirnya mau juga. Beberapa famili
mengajak kami bermalam dirumah mereka tapi dengan halus kutolak karena
sebelumnya sudah memesan kamar dihotel.


Akhirnya acara resepsipun usai sudah dan satu demi satu
para tamu pamit pulang, demikian juga kami. Dalam perjalanan kembali
ke hotel terlihat sekali isteriku sangat bahagia karena celotehnya
yang sangat bersemangat mengenai suasana resepsi tadi, dimana aku
hanya mendengar dan meng-iyakan ucapan-ucapannya saja.

BERGAIRAH DAN MENGAJAK BERCINTA
Nanda terlihat kelelahan dan segera tertidur pulas begitu
kepalanya menyentuh bantal tempat tidurnya, melihat putrinya telah
tertidur. Isteriku melepaskan pakaian pestanya satu demi satu sambil
menggerakkan tubuhnya dengan erotis, berusaha memancing gairahku, dan
setelah terlepas semuanya langsung menerkam diriku dan mengajak
bercinta.
Malam itu entah beberapa kali hubungan intim telah kami
lakukan hingga rasanya tulang-tulangku hampir terlepas karena
kelelahan melayani hasratnya yang tak pernah padam, sehingga saat
matahari telah tinggi kami masih tertidur kelelahan.
Lewat tengah hari baru kami berangkat pulang ke Bandung.
Perjalanan pulang agak lambat karena kami banyak berhenti untuk
belanja oleh-oleh, lagi pula aku menjalankan kendaraan perlahan karena
masih agak mengantuk. Nanda sepanjang jalan kembali tertidur pulas,
mungkin karena masih kelelahan, sekilas terlihat senyum manis
dibibirnya.

KEMBALI KE TELAGA WARNA
Menjelang magrib saat mobil mendekati Puncak, Isteriku
mendesak untuk berhenti sebentar agar kembali beristirahat di Telaga
Warna, aku menolak karena perjalanan masih jauh lagipula sudah
menjelang Magrib. Tapi karena ia terus bersikeras dengan bujukan dan
alasan yang kadang menurutku sulit diterima akal, maka akhirnya aku
mengalah dan memarkir mobil di kawasan Telaga Warna. Saat itu suasana
masih agak terang.
Nanda, walaupun sudah terbangun tapi masih menggeliat
malas untuk berjalan, sehingga kubopong turun mengikuti isteriku ke
tepi telaga, setelah duduk suasana menjadi santai, Isteriku berkata
dengan serius kepadaku, bahwa perjalanan ini tak akan pernah
dilupakannya dan Ia mencium pipiku berkali-kali guna lebih menguatkan
kata-katanya. Kelakuannya ini ku-rasakan agak aneh seakan dia tidak
akan pernah bertemu denganku lagi........

MENGAPA "DIA" TERJUN KE TELAGA ?
Saat terdengar Adzan Magrib mendayu-dayu, tiba-tiba dengan
tak tersangka-sangka Isteriku menerjunkan dirinya kedalam Telaga
Warna, tentu saja aku terkejut setengah mati apalagi mendengar putriku
berteriak histeris dan kemudian menangis meraung-raung
memanggil-manggil ibunya, " Mamaaaa......maama..."
Setelah menunggu beberapa saat dan tidak muncul juga dari
dalam telaga, maka akupun berteriak-teriak memanggil namanya dan
langsung terjun kedalam air telaga untuk mencari Isteriku, beberapa
orang berkumpul melihat kelakuanku yang aneh, kucoba menjelaskan
peristiwa yang terjadi dengan suara terbata-bata dan tubuh gemetar
kebingungan, beberapa orang kemudian tergerak untuk ikut terjun
berusaha mencari isteriku didasar telaga. Beberapa wanita yang ada
berusaha membujuk mendiamkan putriku yang terus menangis.
Setelah mengobak seluruh telaga selama lebih dari dua jam
dibantu oleh banyak orang tanpa hasil. Dengan baju basah kuyup dan
tubuh menggigil kedinginan serta perasaan yang tak menentu karena
sangat sedih, maka akupun memutuskan untuk kembali ke Bandung dan
berniat untuk melakukan pencarian lanjutan esok pagi. Apalagi Nanda
terus menangis memanggil-manggil ibunya yang telah terjun kedalam
telaga dan tidak berhasil ditemukan. Saat itu fikiranku terus
bertanya-tanya " Mengapa Istriku tega sampai berbuat begitu ? Apa
salahku ?.... setelah begitu lama tidak muncul dari dalam air apakah
mungkin ia telah mati !!.......

PULANG KERUMAH DI BANDUNG
Aku menjalankan mobil pulang ke Bandung sambil ngebut agar
cepat sampai di rumah, dan berniat untuk mengabari saudara-saudaraku
perihal Istriku, agar mereka esok membantu dalam upaya pencarian.
Dengan perasaan sangat sedih dan terpukul atas musibah ini, akupun
masuk kedalam rumah dan..........
Mendengar suara mobil memasuki rumahnya, Isteriku yang
masih belum tidur, bangun dan meloncat mengintip dari jendela kamar,
mengetahui bahwa suaminya pulang, timbullah lagi rasa marah atas
perbuatan suaminya yang disangkanya pergi meninggalkan dia sendirian
ditoko roti di-Bogor bersama wanita yang tidak dikenalnya.
Diambilnya sepatu hak tingginya dan berlari ke pintu depan........
Betapa terkejutnya aku ketika membuka pintu depan,
sepasang sepatu hak tinggi mendarat telak dikepalaku, dan pelakunya
tak lain adalah ternyata isteriku.........

TERNYATA ISTERIKU MASIH HIDUP
Wajahku pucat pasi kaget setengah mati, bahkan aku
ketakutan bagai melihat hantu, sehingga tak terasa sakitnya kepalaku
yang benjol-memar karena terlempar sepatu. Bagaimana mungkin isteriku
yang hilang tenggelam di Telaga Warna ternyata malah sekarang muncul
dihadapanku dengan wajah marah menakutkan dan suara menggelegar keras,
mengumpat dan memaki. Dengan terpana-bengong dan perasaan tak karuan,
aku cuma bisa berdiri mematung didepan pintu. Istriku masih terus
melemparkan segala macam benda kearahku sambil memaki-maki. Nalarku
masih kacau belum jalan, aku tak berusaha menghentikannya, masih
bingung.
" Ka..kaau ...ternyata masih hidup, kukira sudah mati
tenggelam ", kataku ketakutan dan dengan suara terbata-bata. Setelah
mendengar kata-kataku, dan melihat keadaan diriku yang kacau, Isteriku
malah bingung, apalagi kemudian Nanda menghambur masuk dan memeluk
ibunya sambil berteriak keras : " Mama... jangan lompat lagi ke danau,
Nanda takuuut ". Terkejut Isteriku sehingga terlupakan kemarahannya,
dan matanya melotot menatap kearahku minta penjelasan, sambil mendekap
Nanda yang menangis sesenggukan dipelukannya.

Aku sendiri masih belum bisa mencerna dengan baik atas
situasi yang tak terduga-duga ini dan terpaku keheranan. Melihat aku
tidak memberikan jawaban, timbullah lagi marahnya dan berteriak keras
mengejutkanku " Mengapa kau tinggalkan aku sendirian di Bogor, dan
siapa wanita sialan itu ! ". Fikiranku berusaha menyimak kata-katanya,
... ditinggal di Bogor ?, siapa wanita itu ? apa yang terjadi ?
bukankah aku pergi dengannya ke Jakarta ? lalu siapa kalau begitu
wanita yang menyerupai dirinya dari Bogor hingga terjun ke telaga ?
BARU KUSADARI BAHWA YANG BERSAMAKU ITU BUKAN ISTERIKU
Tiba-tiba aku berteriak keras : " Tidaaaaaaak ! ", " Aku
tidak tahu bahwa itu bukan kau !, mahluk itu menyerupai kau kukira
itu kau " lanjutku keras. Kemudian aku memeluknya dan berkata dengan
penuh perasaan : " Syukurlah bahwa kau masih hidup, kukira sudah
matiiiii ! "
Karena aku memeluknya seakan takut kehilangan dirinya,
cairlah emosinya dan tenang, kemudian meminta penjelasan lengkap
dariku.
Kujelaskan kronologis kejadiannya, tentu saja dengan
menyembunyikan bagian hubungan intimku dengan mahluk itu, tak percaya
Isteriku atas ceritaku yang tak masuk diakalnya, untuk lebih
meyakinkannya kuajak dirinya untuk menelepon interlokal ke Jakarta.

JADI YANG BERSAMAKU ITU MAHLUK JEJADIAN ?
Terkejut Pamannya mengetahui kejadian ini, atas
permintaanku dan keingin-tahuannya atas peristiwa yang terjadi ini,
esok harinya dengan kereta-api terpagi segera ia berangkat ke Bandung.
Pamannya sendiri dengan bersumpah meyakinkan Isteriku
bahwa aku, suaminya saat itu datang ke resepsi pernikahan bersama dia,
Isterinya, malah foto-foto keluarga bersama, nanti bila sudah
di-afdruk akan dikirim ke Bandung. Paman terpaksa bermalam di Bandung
karena Isteriku sangat terpukul dan histeria dengan kejadian ini,
masih belum masuk diakalnya kejadian ini bisa terjadi.
Keesokan harinya salah seorang putra paman datang dengan
keluarga yang lainnya dan ikut meyakinkan isteriku dengan kesaksian
mereka dan membawa hasil cetakan foto-foto perkawinan, mereka dengan
sangat bingung memperlihatkan foto yang ada diriku, putriku Nanda
sedang menggandeng bayangan kosong. Ternyata mahluk berwujud isteriku
itu tidak nampak dikertas foto.......
Tiba-tiba isteriku terhuyung, dengan cepat kupeluk
tubuhnya agar tidak jatuh, ternyata ia pingsan. Kejadian ini begitu
dahsyat menghantam jiwanya hingga tidak tahan.
Mungkin terbayang difikirannya apa saja yang mungkin
dilakukan oleh suaminya terhadap mahluk itu karena mengira bahwa
mahluk itu adalah dia isterinya. Siapa yang tahu kecuali aku dan
iih... mahluk yang menjijikan itu.

SIAPAKAH SESUNGGUHNYA YANG BERSAMAKU ITU DI JAKARTA ?
Hingga saat ini semua masih tak mengerti, siapakah
sesungguhnya wanita yang bersamaku itu, yang naik kemobilku mulai
dari toko roti di Bogor, tidur dihotel bersamaku yang akhirnya terjun
ke Telaga Warna ?. Demikian juga yang ada difikiran Isteriku dan
keluarganya..........
Sedangkan Nanda masih sering bercerita kepada keluarga
yang datang bahwa dirinya sangat senang diajak pergi jalan-jalan ke
Jakarta bersama ibunya, menginap dihotel, pergi kepesta, ia masih
belum bisa mengerti bahwa dengan siapa dia pergi itu bukan ibunya
asli............
Suatu malam aku bermimpi didatangi oleh mahluk hijau yang
menyeramkan, berbadan reptil seperti bunglon tapi kepalanya menyerupai
Isteriku, ia minta maaf telah mengacaukan keluargaku dengan mewujud
dan menggantikan Isteriku pergi ke Jakarta. Itu karena dia tertarik
mendengar celoteh Isteriku yang mesra ditepi telaga mengenai enaknya
bepergian ke pesta pernikahan, jadi ia ikut dalam mobilku karena ingin
tahu, begitu melihat Isteriku pergi masuk ke toko roti, ia mendapat
kesempatan dan mendahului masuk kemobil dengan mewujud menyerupai
Isteriku.

Mahluk itu bilang bahwa ia sangat menikmati perjalanan
itu dan tidak akan pernah melupakannya, berharap demikian juga
denganku. Akhirnya dia minta maaf atas segala perbuatannya itu dan
juga minta maaf kepada Isteriku.
Hatiku yang tadinya emosi mendengar pengakuannya akhirnya
luluh dan memaafkannya karena melihat tetesan air mata dipipinya tanda
penyesalan dan ketulusan hatinya.
Mahluk itu kemudian lenyap setelah sebelumnya mendoakan
agar keluargaku selalu rukun-rukun dan bahagia........


Seperti diceritakan kepada H. Mohammad B.I.

Hantu Api Membakar Rumah

 

Jika ditelitikan api yang sedang marak membakar rumah seolah-olah seperti 'hantu'.
Dengan jelas kita boleh melihat mata, mulut, kaki dan tangan Hantu Api seakan sedang mengamuk untuk memusnahkan seluruh rumah tersebut.
Posted by Picasa

Michael Says - Sudahlah Lirik

Written By f-syakirah on Selasa, 06 Juli 2010 | 23.21

Sudahlah
Cukuplah aku rasakan
Perih yang kau berikan
Biarlah
Biarlah aku sendiri
Kau pergilah dan jangan kembali

Reff:
Hapus air matamu tak kan berarti
Mengharapmu hanyalah membuatku sakit hati

Sudahlah
Cukuplah aku rasakan
Perih yang kau berikan
Biarlah
Biarlah aku sendiri
Kau pergilah dan jangan kembali

Reff2:
Hapus air matamu tak kan berarti
Mengharapmu hanyalah membuatku sakit hati
Semua sesalmu tak kan buatku kembali
Kan ku pastikan semua biarlah hilang pergi

Dan berharap semua biar berakhir
Jangan kau ungkapkan lagi
Kau bukan milikku lagi

Michael Says - Cerita Tentang Sahabat Lirik

Dengarkan kawan
Dengan janji yg pernah kita ucapkan itu
Kita berjanji
Untuk berbagi bersama menghidupkan waktu

Semua tangismu
Semua senyumku
Telah kita jadikan satu
Bagaikan bulan terangi malam
Yang tak kan terpisahkan

Tapi kau mencoba tuk pergi
Tapi kau mencoba tuk khianati

Reff:
Usailah persahabatan kita
Kau telah hancurkan semua
Apa kau sadari kau telah menyakiti
Biarlah semua berakhir

Michael Says - Sebelum Aku Mati Lirik

Aku tetaplah aku
Hinggakan ajalku
Kanku tunjuk satu bagian hidupku
Hatiku didadamu

Kamu menemaniku
Tempat kumengadu
Dan tawa indahmu
Diujung dukaku
Kisah kita kan berlalu

Waktu dan waktu berlalu
Dan akan kutinggalkan kamu
Hingga saatnya kan datang menjemputku
Aku kan pergi

Reff:
Meninggalkanmu
Menghitamkan hatimu
Jiwamu tertutup tangis
Hingga hentikan waktu
Dengarlah aku
Dengar lirih hatiku
Dekaplah aku sayang..
Dan aku mati

Michael Says - Cepat Tinggalkan Lirik

Seberapa dalamkah
Kau butuhkan aku
Sebelum ku lebih jauh
Sebelum membunuhku
Aku takkan bisa
Kaulah mimpi burukku
Cepat tinggalkan aku
Satu yang tenangkanku

Kamu hanya bisa
Permainkan hatiku
Sebelum ku terluka
Lebih menyakitkanku
Cinta bukanlah boneka
Yang bisa semaumu
Cepat tinggalkan aku
Itu yang tenangkanku

Reff:
Sebelum membunuhku
Dengan cinta dan airmata
Katakan takkan kembali
Semua hanya buatku terluka

Sayang
Maafkanlah
Ku tak bermaksud
Melukaimu

Five Minutes - Semakin Kukejar Semakin Jauh Lirik

Bila mungkin kau lihat
Aku menanti dirimu
Bila mungkin dirimu
Ada di samping diriku

Bila kau jadi milikku
Mungkinkah jadi milikku
Hoo

Smakin kukejar
Smakin kau jauh
Tak pernah letih tuk dapatkanmu
Terus berlari namun ku takut
Terjatuh lagi

Tak ingin lagi
Membuatku perih
Sadarkan aku
Dari mimpiku

Oh mungkinkah dirinya
Ada di depan mataku
Bila mungkin terjadi
Pasti itu hanya mimpi

Five Minutes - Salah Apa Lirik

Yang terindah hanya bisa kukenang
Saat kau dan aku terbalut cinta
Yang terlihat kau tak seperti biasa
Mungkin telah temukan pengganti diriku

Semua yang telah kulakukan
Tuk membuatmu slalu mencintai aku ooo
Apa yang telah kuberikan
Tak sanggup lagi buatmu tetap milikku

Reff :
Salah apa kau membenciku
Salah apa kau meninggalkanku
Andai ku tahu kau tak inginkan aku

Yang terlihat kau tak seperti biasa
Mungkin telah temukan pengganti diriku

Apa yang telah kuberikan
Tak sanggup lagi buatmu tetap milikku

Andai ku tahu kau tak inginkan aku

Five Minutes - Bertahan Lirik

Tak pernah terbayangkan
Kumiliki wanita
Seperti dirimu

Tak pernah terfikirkan
Kau kan pergi dariku
Pergi tinggalkanku

Reff:
Kucoba tuk bertahan
Dalam kisah ini
Tak bisakah sejenak
Kau jangan pergi

Tak pernah terbayangkan
Kumiliki wanita
Secantik dirimu

Tak mungkin kulakukan
Kesalahan yang membuatku
Pergi tinggalkanku ooo

Reff2:
Kucoba tuk bertahan
Dalam kisah ini
Tak bisakah sejenak
Kau jangan pergi

Cobalah tuk bertahan
Pahami hatiku
Haruskah ku meminta
Kau jangan pergi

Five Minutes - Masihkah Aku Lirik

Aku tak pernah mengerti
Perasaanmu padaku
Kadang seolah tak pernah
Mencintai diriku..

Kau pun tak pernah peduli
Gelisah menyelimutiku
Mungkin kau tak pernah lagi
Memikirkan diriku..

Reff:
Masihkah aku ada didalam
Setiap mimpimu dalam hatimu
Masihkah aku membuat hangat dirimu
Masihkah aku menjadi kekasihmu

Harus menyentuh hatiku
Merobek jantung hatiku
Bila kau hancurkan semua
Impianku denganmu..

Reff:
Masihkah aku ada didalam
Setiap mimpimu dalam hatimu
Masihkah aku membuat hangat dirimu
Masihkah aku menjadi kekasihmu

Five Minutes - Benarkah Itu Lirik

Tanpamu
Hatiku membeku
Sejak kau tak menghiraukan ku

Tanpamu
Hatiku membisu
Sejak kau tak merindukanku

Reff:
Benarkah kau mendua
Dan benarkah kau tlah lupa
Oh benarkah itu

Tanpamu
Hatiku membeku

Benarkah kau mendua
Dan benarkah kau tlah lupa
Oh benarkah itu

Lyla Band - Mantan Kekasihku Lirik

Aku terpaksa menangis
Aku terpaksa merintih
Cahayaku semakin redup
Memilukan

Kau masih bisa kulihat
Suaramu masih kudengar
Namun kenyataan ini
Mengharukan


Seseorang disana telah memilikimu
Aku kan berdosa bila merindukanmu

Oh mantan kekasihku
Jangan kau lupakan aku
Bila suatu saat nanti
Kau merindukanmu
Datang datang padaku

Michael Says - Tak Terganti Lirik

Maaf
Kata yang terindah didalam hidupmu
Jika salah yang kau lakukan
Di setiap langkahku

Takut
Itu pun yang selalu ada di benakmu
Jika ragu yang kau katakan
Disetiap ucapmu

Reff:
Hanya cinta teduhkanku
Hanya sayang tenangkanku
Untukku dan kamu
Di setiap waktu
Tak ada yang sepertimu
Takkan bisa menggantimu
Untuk ku dan kamu
Disetiap waktu

Ada Band - Jadikan Aku Raja Lirik

Betapa dalam
Rasa kasihku padamu
YANg slalu membayangi
Di setiap liku jalanku

Membawa terang
Yang menuntun langkah hidupku

Kekasihku tersenyumlah
Bawaku ke duniamu
Jadikan aku raja bagimu
Dalam istana hatimu
Walau kini kau tak lagi
Temani ragaku ini
Cintaku hanya untuk Engkau seorang

Bila telah tiba
Waktuku untuk dirimu
Nantikan jiwa ini
Di gerbang hatimu

Bawa anganku
Raih semua bintang di langit

Ada Band - Kencan Rahasia Lirik

Canda, tawa dan tangis iringi hari ..
Warnai cerita kita
Dosakah bila aku mencintaimu
Yang telah berdua dengannya
Gilanya kau beriku sepercik harapan

Reff :
Cantikku, kau bagai bunga mawar indah
Harum semerbak menggoda
Bungaku, durimu menggoreskan pedih
Merobek indahnya cinta

Sudah hapus saja kisah cinta kita
Dengan sekuntum kesedihan
Terima kasih pada kencan rahasia
Tuk sejenak milikimu
Naifnya kau beriku sepercik harapan

Michael Says - Sakit Hatiku

Written By f-syakirah on Senin, 05 Juli 2010 | 13.01

E A
aku terluka sebelum aku bicara
B G#m
aku mencoba bertahan andai kubisa
C#m F#m
buktikan ceritaku kau akan tahu
B
terbelah hatiku

E A
kau beri suka aku takkan pernah lupa
B G#m
dan aku coba bicara pada dunia
C#m F#m
semua tak bisa dan tak pernah bisa
B
aku dan hatimu


[chorus]
E A
tinggalkanlah aku sebelum jauh
B G#m
lupakanlah aku sebelum jatuh
C#m F#m B
semakin tahu ku sakit hatiku nanti

E A
jangan pernah kau kembali padaku
B G#m
takkan pernah aku memaafkanmu
C#m F#m
cepatlah tinggalkan cepat
B
sakit hatiku sakit hatiku

[interlude] A B C#m C#m
A B

[chorus]
E A
tinggalkanlah aku sebelum jauh
B G#m
lupakanlah aku sebelum jatuh
C#m F#m B
semakin tahu ku sakit hatiku nanti

E A
jangan pernah kau kembali padaku
B G#m
takkan pernah aku memaafkanmu
C#m F#m
cepatlah tinggalkan cepat
B
sakit hatiku sakit hatiku

[chorus]
E A
tinggalkanlah aku sebelum jauh
B G#m
lupakanlah aku sebelum jatuh
C#m F#m
cepatlah tinggalkan cepat
B
sakit hatiku sakit hatiku
A
wooo
G#m F#m B
kututup hatiku hapus semua, ku hapus semua
 
Support : Creating Website | Johny Template | f-syakirah
Copyright © 2012. f-syakirah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger