Home » » Sebuah Renungan Untuk Sang Ayah

Sebuah Renungan Untuk Sang Ayah

Written By f-syakirah on Senin, 12 Juli 2010 | 16.37

Assalamualaikum Wr Wb

Saya pernah mendengarkan cerita yang sangat menyentuh sekali tentang pentingnya sebuah kebebasan waktu. Yang saya maksud adalah kebebasan waktu yang dicapai setelah kebebasan finansial sudah terpenuhi.

Mungkin juga rekan-rekan juga sudah pernah dengar cerita ini, tetapi menurut saya cerita ini penting untuk saya posting di blog saya. Semoga cerita ini akan bermanfaat bagi kita semua dan dapat mengetuk hati kita.

Pada suatu malam waktu menunjukkan hampir jam 9 malam, seorang Bapak baru saja pulang dari kantor dan biasanya memang selalu pulang sekitar jam 9 malam. Bapak tersebut bekerja di salah satu perusahaan swasta yang cukup besar di Jakarta.

Pada malam itu terjadi suatu keanehan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Ketika bapak itu pulang sekitar jam 9, dan mengetuk pintu rumahnya. TIba-tiba yang membukakan pintu rumah adalah anaknya yang masih berumur 6 tahun, sebut saja ia Ananda.

Ayah : "Assalamualaikum"
Ananda : "Waalaikumsalam"
Ayah : "Lho koq kamu belum tidur Nanda?"
Ananda : "Nanda menunggu ayah pulang"
Ayah : "Ooo begitu, nah sekarang kan ayah sudah pulang, ayo sekarang kamu tidur,
sudah malam"
Ananda : "Nanda belum mau tidur ayah"
Ayah : "Kenapa ?"
Ananda : "Ayah, Nanda boleh tanya tidak ?"
Ayah : "Nanda mau tanya apa ?"
Ananda : "Gaji ayah berapa sih ?"
Ayah : "Lho koq tiba-tiba tanya seperti itu ?"
Ananda : "Nanda mau tau aja"
Ayah : "Nah sekarang Nanda itung sendiri ya, gaji Ayah Rp 400.000 untuk 10 Jam
kerja"

Ananda langsung berlari ke kamar mengambil kalkulator, dan menghitungnya..

Ananda : "Ayah, Nanda sudah hitung, berarti gaji Ayah 1 Jamnya Rp 40.000 ya ?"
Ayah : "Kamu pintar Nanda"
Ayah : " Ya sudah, sekarang kan Nanda sudah tau, berarti Nanda sekarang tidur dulu,
sekarang sudah malam"
Ananda : "Nanda belum mau tidur Ayah"
Ayah : "Kenapa ?"
Ananda : "Nanda mau pinjam uang Ayah, boleh kan ?"
Ayah : "Untuk apa malam-malam begini ?, Besok saja !!! Sekarang kamu tidur"
(dengan nada yang agak keras)

Ananda kaget dengan bentakan Ayahnya, dan kemudian berlari ke kamar sambil menangis..
Kemudian sang Ayah mandi. Setelah selesai mandi, sang Ayah menghampiri kamar Ananda. Dan ternyata Ananda bekum tidur dan masih menangis sedih..

Ayah : "Loh koq belum tidur juga Nanda ?"
Ayah : "Ma'afin Ayah ya tadi membentak Nanda"
Ayah : "Memang tadi Nanda mau pinjam uang untuk apa sih ? kalau untuk beli mainan,
besok Ayah pasti belikan"
Ananda : "Nanda tidak mau mainan, Nanda cuma mau pinjam uang Ayah Rp 5.000 saja"

Nah ternyata si Ananda ini punya keinginan untuk bermain Ular Tangga dengan Ayahnya sekitar 30 menit saja..

Ayah : "Memang untuk apa uang Rp 5.000 malam-malam gini ?"
Ananda : "Nanda hanya ingin bermain Ular Tangga dengan Ayah, 30 menit saja"
Ananda : "Tadi kan Ayah bilang, bahwa gaji Ayah itu Rp. 40.000 per jamnya, sedangkan
Nanda hanya punya uang Rp 15.000, jadinya uang Nanda kurang Rp 5.000
kalau ingin mengganti gaji yang hilang karena bermain Ular Tangga dengan
Nanda selama 30 menit"

Mendengar Ananda berbicara seperti itu sang Ayah menangis dan memeluk Ananda sambil seraya berkata, "Nanda, Ma'afkan Ayah ya sayang..."


Dari cerita itu kita bisa simpulkan, bahwa banyak sekali orang yang terlalu sibuk untuk mencari uang dan mengahabiskan waktunya hanya untuk mencari uang, mereka berangkat pagi saat anaknya masih tidur dan mereka pulang larut malam saat anaknya sudah tertidur. Bahkan mungkin saja mereka tidak tahu berapa tinggi sang anak, yang mereka tahu adalah panjang sang anak, karena mereka mengukurnya pada saat anaknya tidur.

Sang Anak tidak peduli dengan alasan sang Ayah yang katanya bekerja untuknya, yang mereka inginkan hanya bersenang-senang dan perhatian yang lebih dari sang Ayah.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | f-syakirah
Copyright © 2012. f-syakirah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger